Rabu, 17 Oktober 2012


BIOGRAFI PENGASUH
PONDOK PESANTREN MIFTAHUL FALAH

ROMO KH. MUHTAR SYA’RONI MA’SUM


Waktu berlalu begitu cepat, bergulirnya waktu hampira tak tercatat, kegersangan hidup semakin nyata menghiasi roda-roda kehidupan, suasana semakin mencekap tatkala langit-langit cerah menjadi gelap, bumi gonjang-ganjing, bintang kelap-kelip,. Mungkin ini yang lazim di sebut dalam Pewayangan Timbul ingkang goro-goro. Keasrian alam mulai redup tertindih ketamakan manusia, yang selalu dahaga akan gemerlap kehidupan dunia. Di saat manusia lupa akan ajaran-ajaran agama, di saat manusia Way of lifenya, di saat itulah terbit mentari pagi yang menyinari kehidupan. Begitu halnya sosok hadlrotus syaikh Romo KH. Muhtar Sya’roni Ma’sum, sosok figure pemimpin laksana penerang kegelapan di zaman kebodohan umat manusia, siapakah beliau sebenarnya???.
Di kala surya keluar dari peraduanya, kabut-kabut yang menyelimuti bumi telah sirna karena sang penerang surya telah memancarkan sinarnya. Pagi itu, cuaca begitu cerah dan menghiasi sebuah rumah sederhana, milik Kyai Ma’sum Mustaram, yang bertempat tinggal di Desa Doko Kecamatan Gampeng Rejo Kediri Jawa Timur. Untuk mewujudkan asanya, beliau mempersunting Nyai muti’ah putri dari H. Ghozali dan Nyai Srikanah. Kemudian beliau berdua hidup bahagia, sebagai sakinah mawaddah wa rahmah yang selalu bersama melewati hari-hari indah penuh nuansa, dan selalu bersama meraut asa, meraih keridhoan Allah SWT, sang pencipta.
Pernikahan Kyai Ma’sum dan Nyai Muti’ah menghadirkan sebelas putra dan putri, salah satunya adalah KH. Muhtar Sya’roni Ma’sum yang merupakan putra keenam. Beliau lahir pada tahun 1954 di desa Doko, Gampeng rejo, Kediri Jawa Timur. Beliau yang pada saat itu berumur 2 tahun tepatnya pada tahun 1956 mengikuti orang tua beliau Ky. Ma’sum untuk hijrah ke Banyuwangi desa Silir Agung Kec. Pesanggrahan. Di Banyuwangi KH. Muhtar Sya’roni mengikuti pendidiakan Sekolah Rakyat (SR) yaitu sekolah dasar yang setara dengan SD yang pada saat itu selama dua tahun.
Di saat beliau berumur 11 tahun yaitu pada tahun 1965, beliau hijrah bersama keluarga ke Lampung dan bertempat di Sumber Agung (Mber Agung;Red) dan beliau meneruskan pendidikan di Sekolah Dasar (SD).
Satu tahun kemudian 1966 beliau sekeluarga pindah ke desa Sumbersari. Dan berawal dari perpindahan inilah titik awal perjuangan ayah beliau, yang tiada lain adalah Ky. Ma’sum Mustarom.
Sejak kecil KH. Muhtar Sya’roni dididik oleh orang tua beliau, berbagai dasar ilmu agama sebagai penanaman jiwa religious, karena dengan ini di harapkan beliau memegang teguh ajaran agama dan bias menjadikan jiwa beliau semakin cinta terhadap ajaran agama islam.
Setelah lulus SD Sumbersari, beliau melanjutkan di Madrasah Tsanawiyah Sabilul Huda (sekarang Darul Huda;red) dimana Mts ini didirikan pada tahun 1970, yang lokasikan + 100 meter dari pondok pesantren Miftahul Falah. Namun kehendak Allah berkata lain, pada tahun 1971 KH. Muhtar Sya’roni memutuskan untuk menuntut ilmu di Palembang, tepatnya di Pondok Pesantren Subulus Salam Sriwangi Kec. Semendawai Suku III Kab. OKU Palembang. Meski beliau tidak sampai tamat belajar di MTs SAbilul Huda, beliau bertekad menuju Pondok Pesantren Subulus Salam yang di asuh oleh Hadlrotus syaikh KH. Abu Mansyur Syarif dan KH. Solhan yang berasal dari Ngawi dan Madiun Jawa Timur.
Beliau berangkat mondok pada saat beliau berumur 17 tahun dengan bermodalkan cengkir (kencenge piker;kuat pikiran dan keyakinan) serta didasari ketekunan dan kesabaran beliau. Begitulan romantika kehidupan yang di alami oleh KH. Muhtar Sya’roni yang selalu di selimuti oleh suka duka, dan tidak terasa beliau menyelesaikan belajarnya pada tahun 1977.
Kemudian beliau pindah belajar di Pondok Pesantren Darul Huda desa Lubuk Harjo, Kec. Cempaka OKU Palembang, dimana Pondok ini di asuh oleh KH. Muhammad Rusydi dan Kyai Kholil yang berasal dari Blok Agung Banyuwangi Jawa Timur dan beliau tamat pada tahun 1981.
Kemudian KH. Muhtar Sya’roni menuju pulau jawa untuk Tabarrukan (ngalab Berkah) dan mengaji di Pondok Pesantren Bustanul Arifin, Bato’an, Petok Mojo, Kediri jawa TImur. Setelah cukup belajar dan mengaji di pulau jawa akhirnya beliau memutuskan untuk pulang kekampung halaman tercinta yaitu desa Sumbersari Teluk Dalem Mataram baru Lampung Timur.
Menuntut ilmu di wajibkan bagi tiap-tiap muslim mulai dari ayunan sampai keliang lahat (kubur) dan oleh karena itu, setelah sampai di kampong Halaman, beliau berkeinginan mengaji di Pondok Pesantren Darul Ma’ad di desa Sadar Sriiwijaya Kec. Bandar Sribhawono Kab. Lampung Timur, dimana pesantren ini di asuh oleh KH. Atho’illah yang berasal dari Madiun Jawa Timur.
Demikian perjalanan KH. Muhtar Sya’roni bertahun-tahun menimpa diri dalam kancah penggodokan mental dan intelektual di berbagai Pondok Pesantren sehingga beliau semakin bertambah ilmu dan berwawan luas. Berkat ketekunan, kesabaran, riyadloh serta kecerdasan beliau, berhasillah semua yang di cita-citakan selama ini.
Sekembalinya dari Pondok Pesantren, beliau berjuang menegakkan kalimat Allah serta menyebarluaskan ilmu yang telah di pelajari, bersama dengan KH. Abdul Muhith Abdullah. Beliau mendirikan lembaga pendidikan sebagai manifestasi dari cita-cita luhur beliau untuk nasyrul ilmi waddin. Beliau mendirikan madrasah diniyah yang lambat laun berkembang dengan pesatnya, dan berangsur-angsur semakin banyak santri yang berdatangan, sehingga pada tahun 1982 lembaga pendidikan tersebut secara resmi menjadi nama pondok pesantren yang bersendikan asas ahlussunnah wal jama’ah dengan nama Pondok Pesantren  Miftahul Falah.
KH. Muhtar Sya’roni tetap teguh pendirian, belum menikah meskipun santri beliau sudah mencapai 150 Orang. Tetapi tak lama kemudian beliau menikah yakni pada tahun 1988. Kini beliau telah menemukan pendamping hidup dalam meniti Bahtra rumah tangga yang abadi. Beliau menikah dengan Nyai Umi Latifah Al-Hafidzoh putri dari mbah Kyai Abdul Mu’id keluarga besar pondok pesantren Minhajuth Tullab /  Keluarga Mbah KH. Manan Brasan Banyuwangi.
Dari pernikahan ini, putra putri dambaan hati, yaitu dua orang anak laki-laki dan tiga anak perempuan. Diantaranya adalah Agus Muhammad Bahrul Ulum, Agus Muhammad Afifuddin, Nenk Siti Rohmatul Mahfudhoh, Nenk Rohmatul Mustaghfiroh, Nenk Mu’adatul Adawiyah. Demikian biografi hadlrotus syaikh KH. Muhtar Sya’roni Ma’sum dalam lika-liku perjalanan hidupnya. Semoga kita bias mencontoh kepribadian beliau. Amin….ya robbal ‘alamin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar