A. LATANG BELAKANG BERDIRINYA PONDOK PESANTREN MIFTAHUL FALAH
Mengingat dan membuka lembaran lama, merupakan langkah yang bijaksana untuk melangkah dan menatap perjalanan yang akan dating.Dengan begitu kita bisa berfikir lebih selektif dan intropeksi diri. Dengan melihat masa lalu, kita bias meneladani dan mengikuti tapak tilas perjuangan para auliya dan para ulama’ dalam menegakkan kaliamat Allah swt.Untuk itu perlu kita ketahui dan kita teladani bagaimana langkah perjuangan beliau ROmo KH. Muhtar Sya’roni dan Beliau Romo KH. Abdul Muhith Abdullah dalam berjuang menegakkan lii’la;I kalimatillah waddini rosulillah.
Semua itu berawal dari mandate dari bapak abdul latif yasin dan bp. Adbul syakur untuk memanfaatkan sebaik-baiknya tanah waQOF belia, yang di siapkan untuk tempat menimba ilmu agama. Di atas tanah waqof inilah para tokoh agama dan masyarakat mendirikan sebuah masjid yang waktu itu masih sangat sederhana yang di beri nama BAITUL MUTTAQIN (Rumah orang-orang Bertaqwa).Yang menjadi sesepuh masjid pada waktu itu adalah mbah ky. Abdullah, Mbah Ky. Ma’sum dan mbah ky. Surajad. Namun pada tahun 1965 mbah ky. Abdullah di panggil ke rahmatullah, sehingga tapuk kepemimpinan masjid di serahkan kepada Mbah ky. Ma’sum mustaram berkat kegigihan beliau inilah, masjid tersebut berkembang pesat baik dalam bidang fisik bangunan dan bidang pendidikan.
Seiring bergulirnya waktu, maka tibalah saatnya beliau Romo KH. Muhtar Sya’roni dan Romo KH. Abdul Muhith Abdullah kembali dari mondok (nyantri) kemudian berjuang di jalan Allah. Tepatnya pada tahun 1982, didirikanlah sebuah pondok pesantren sebagai manifestasi dari cita-cita luhur, yang oleh beliau diberi nama MIFTAHUL FALAH yang secara gramatika bermakna KUNCI KEBAHAGIAAN.
B. DINAMIKA KEMAJUAN SANTRI PONDOK PESANTREN MIFTAHUL FALAH
Pada awalnya madrasah ini hanya dikuti oleh para santri dusun yang lambat laun berkembang pesat, kemudian ada seorang laki-laki yang ingin bertafaqquh fiddin (menuntut ilmu agama red.) dating dari desa merbo, raja basa baru yang bernama Imam Syafi’I, yang di antarkan oleh bapak hanifan al-hafidz. Dimana nama imam syafi’I yang merupakan santri pertama itu kemudian di abadikan menjadi nama asrama yang bernama Asy-syafi’iyyah yang berupa asrama panggung yang sangat sederhana (angkring.red).Selain untuk asrama, pada malam hari juga di gunakan untuk memasak. Karena pada waktu itu belum ada tempat khusus untuk memasak,sehingga malu kalau masak pada siang hari.
Dalam waktu relative singkat, berdatangan lah para santri yang mondok seperti suryadi, ali imron dari jabung, Hadzik dari plongkowati, dll. Hingga kini perkembangan santri terus bertambah baik santri putra maupun santri putri. Mereka dating dari berbagai daerah-daerah jauh seperti Jambi, Palembang, Bengkulu, Blitang, Rawa jitu, Sekincau, liwa dan lain-lain.
Adapun ustadz yang mengajar pada waktu itu adalah : KH. Muhtar Sya’roni Ma’sum, KH. Abdul Muhith Abdullah, Bpk. Asmuri, Ky. Wahib Romli Ma’sum, Ky. Maskuri, Bapak Yusuf, Bapak Slamet Daroini.
C. AWAL MULA BERDIRINYA ASRAMA
Seiring dengan dimensi waktu terus bergulir, tahun berganti tahun, maka jumlah statistic jumlah santri pun kian melambung, hal ini membuat santri termotifasi untuk membuat asrama, dengan didasari oleh rasa solidaritas yang tinggi, para santri bergotong royong (ro’an;red.) mencari rumput ilalang dan kayu untuk membangun asrama, walaupun para santri bertempat tinggal di asrama yang sangat sederhana sekali, namun mereka merasakan hidup tentram laksana hidup di asrama yang mewah. Karna bagi santri hidup di gubuk yang sangat sederhana made kin kiamba’ merupakan suatu kebanggan yang istimewa, hidup serba sederhana namun semangat juang untuk belajar ilmu agama di bawah bendera jihad kalimatillah tak pernah surut.
D. PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN MIFTAHUL FALAH.
Berawal dari santri tholabah (santri) yang berasal dari desa sendiri (santri kalong) dan tidak menetap, berangsur-angsur datanglah para santri dari luar daerah, kemudian mereka mendirikan asrama baru untuk bermukim. Pada awalnya hanya mendirikan asrama panggung yang terbuat dari bamboo dan kayu, sebut saja angkring, selang beberap tahun berikutnya didirikanlah baru dengan alas lantai dan menggunakan tembok dari bahan semen, bata dan pasir.Pembangunan di pesantren kian hari kian meningkat. Hal ini terbukti pada tahun 1993 di bangunnya sebuah madrasah diniyah putri yang mencakup lima local, kemudian asrama TPA. Selang beberapa tahun tepatnya pada tahun 2001 dibangun kembali madrasah diniyah putra yang sangat dinamis yang diberi nama Al-Ma’sumiyyah, pengoprasian dari nama beliau penjenenganipun mbah kyai Ma’sum mustarom.
Karena pesatnya perkembangan santri, pada tahun 2003 terumuslah pemikiran bagi para pengurus untuk memisahkan antara santri salafiyah (santri yang hanya belajar di pondok) dan santri formaliyah (santri yang mengikuti sekolah umum) maka pada tahun itu juga di bangun asrama untuk asrama formal putra yang di beri nama ROUDLOTUL ULUM. Kini asrama-asrama telah di variasi sedemikan rupa oleh arsitek-arsitek terkemuka pondok pesantren yang sepak terjangnya terkenal di dunia pembangunan pesantren.Di samping perkembangan fisik pondok pesantren miftahul falah yang kian hari kian meningkat, juga diimbangi dengan kemajuan rohani dan keilmuan. Di samping pendidikan pondok pesantren diadakan pula pendidikan ekstrakulikuler, seperti kaligrafi islam atau khottil qur’an, al-banzanji, khitobiyyah, sepak bola, dan di tunjang lagi dengan adanya Tahfidzul Qur’an untuk membentuk generasi islam yang qur’ani, berjiwa besar, sabar mengemban kalimah Allah swt.\
Di tengah-tengah dunia yang semakin gemerlap, banyak sekali bermunculan aliran-aliran music masuk yang ikut andil meramaikan dunia, mulai dari music dangdut sampai music underground dengan para rokernya. Untuk itu dunia islam pun tak mau kalah berkompitisi. Islam pun melebarkan sayapnya melalui lagu dari nada islami mensyiarkaan agama. Maka bermunculan para seniman-seniman islam yang terobsesi untuk membentuk group, seperti nasyid, sholawat, hadrah dll. Tak mau kalah dalam syiar agama islam, pondok pesantren miftahul falah membentuk jam’iyyah shalawat “Qothrun Nada Group” tepatnya pada tahun 2001 kemudian pada tahun 2005 berganti nama “Shoutun Nada Group” yang berhasil merilis album perdana yang selain menjadi asset kekayaan budaya pesantren, merupakan media syi’ar kalimatillah.
Pendidikan yang diselenggarakan pondok pesantren semakin maju, hal ini terbukti dengan adanya lembaga yang mencetak kader-kader pemikir agama juga pemasok sumber daya manusia (SDM). Mulai tahun ajaran 2006 di buka program paket B dan hasil kerjasamanya dengan diknas dan pemerintah daerah sebagai bukti
bahwa pesantren juga andil bagian dalam memajukan dan mencerdaskan generasi-generasi penerus harapan bangsa.Dan menurut realita yang ada, 80 % dari santri Miftahul Falah adalah siswa-siswi madrasah Darul Huda. Dimana madrasah ini manifestasi (perwujudan) dari Yayasan Sabilil Huda yang di ketuai oleh bapak Abdul Syakur, seorang tokoh perintis desa Sumbersari (Baca : asal mula desa Sumbersari)
Madrasah Darul Huda ini sudah melakukan Akreditasi (perubahan status) dan berstatus TERAKREDITASI dari MI, MTs, dan MA. Adapun lokasi madrasah tersebut terletak di sebelah selatan Pondok Pesantren Miftahul Falah + 100 M.Tujuan didirikan madrasah ini adalah sebagai antisipasi terhadap tuntutan dan tantangan zaman sebagai akibat arus modernisasi dan globalisasi. Zaman yang menuntut manusia berpendidikan dan berwawasan luas, serta di bekali ilmu agama sebagai benteng agama.Dengan melihat perkembangan Miftahul Falah saat ini, maka hendaknya kita bersyukur kehadirat Allah SWT atas limpahan taufiq dan hidayahnya semoga Miftahul Falah tetap jaya selamanya. Amin ya robbal ‘alamin. (Di ambil dari berbagai sumber)
Unit Pendidikan PPMF
1. Taman Kanak-Kanak 6. Pendidikan Tahfidzul Qur’an
2. Madrasah Diniyah Ula 7. Pendidikan Formal: RA, MI, MTs,MA
3. Madrasah Diniyah Wustho
4. Madrasah Diniyah Ulya
5. Pengajian Kitab Salaf
E. PELEBARAN SAYAP JIHAD PPMF
Pondok pesantren miftahul falah selain sebagai sebuah lembaga pendidikan islam yang mendidik para generasi bangsa yang berahlaqul karimah yang berasaskan IMTAQ dan Imtek juga sebagai wahana memperluas jaringan dan central dakwah islamiyah. Hal ini terlihat dalam realita bahwa pondok pesantren miftahul falah telah menetaskan benih-benih alumni yang mampu mengepakkan sayap jihadnya, sehingga pelebaran sayap jihad PPMF terwujud. Diantara para alumni tersebut adalah :
1. Ky. Muhammad Hadzik
Beliau adalah alumni PPMF angkatan tamatan kedua. Beliau sekarang telah mendirikan pondok pesantren di Desa Bina Karya Utama, Rumbia, Lampung Tengah. Pondok yang beliau dirikan diberi nama “MIFTAHUS SA’ADAH” yang didirikan pada tanggal 29 juli 2001 M/ 08 Jumadil Ula 1422 H yang kemudian di resmikan pada tanggal 06 Januari 2002 M/ 22 Sya’ban 1422 H.
2. Ky. Suraji Munir
Beliau adalah alumni PPMF angkatan tamatan kelima. Beliau juga telah mendirikan pondok pesantren di Desa Sriwijaya, Bandar Mataram, Lampung Tengah. Pesantren beliau di namakan pondok pesantren “Miftahul Falah II”, yang diharapkan bias berkembang seperti induknya yakni pesantren pusat.
3. Ky. Ali Imron
Beliau adalah alumni PPMF angkatan tamatan kedua, beliau telah mendirikan pondok pesantren di Desa Waway Karya, Lampung Timur. Pesantren yang beliau dirikan di namakan “AL-FALAH” yang berdiri pada tahun 2002.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar